Jika masih mendambakan Drogba, Kini fans chealsea punya Batshuayi yang memiiki darah menyerang bak Drogba.
Setiap dinasti dalam sebuah kerajaan selalu memiliki satu raja yang paling dipuja, entah karena tangan dingin atau sikap hangatnya. Kerajaan Kediri punya Jayabaya yang terkenang sepanjang masa. Majapahit selalu mengelu-elukan Hayam Wuruk. Ada pula Kerajaan Singasari dengan Kertanegara-nya. Sedangkan di Chelsea, selalu ada Didier Drogba.Predator dari Abidjan itu merupakan salah satu pemain kunci The Blues selama satu dekade ke belakang. Datang dari Olympique Marseille pada musim panas 2004, Drogba langsung menunjukkan ketangguhannya dan membawa Chelsea menikmati segudang gelar. Liga Primer Inggris, Piala FA, sampai Liga Champions datang secara berurutan.Naluri gol sudah pasti jadi tonggak utama penampilan Drogba. Dilengkapi dengan fisik tinggi, besar, kekar, dan seram, bintang Pantai Gading itu menjadi salah satu penyerang paling ditakuti di Inggris. Gol demi gol terus mengalir berkat aksi bertenaga, bahkan ia sempat menjadi topskor Liga Primer. Karenanya, fans The Blues tak enggan memberi julukan “King Drogba” pada sang penyerang.
Ketika sang raja turun dari takhtanya, sudah pasti publik menginginkan pewaris yang setara. Bahkan identik. Romelu Lukaku merupakan kandidat pewaris awal yang harus menanggung beban selangit untuk menyamai kesuksesan Drogba. Tubuh kekar, kulit gelap, tinggi besar, serta deretan kemiripan fisik membuat beban semakin kentara. Namun Lukaku dilempar jua ke Everton.Setelah sekian lama menanti pewaris yang tak kunjung datang – dan melabeli deretan penyerang dengan status “The Next” – akhirnya Chelsea kembali mendatangkan penyerang baru dengan harga €40 juta. Namanya adalah Michy Batshuayi. Kebetulan, klub asalnya sama dengan Drogba sebelum merapat ke London, yakni Marseille, dan fisiknya memiliki sedikit kemiripan.Namun sebelum banyak orang memberinya label “The Next”, perlu diperingatkan bahwa Batshuayi adalah Batshuayi – dan ia bukan seperti yang orang-orang harapkan.Batshuayi bukanlah penyerang dengan gaya main membelakangi gawang. Memang, kekuatan fisiknya cukup tangguh, tapi senjata andalannya adalah kecepatan kaki dan kemampuan dribel untuk membawa bola ke depan gawang. Kontras dengan Drogba yang menggunakan kekuatan fisik untuk membantu konstruksi serangan atau mengancam kotak penalti lawan.Pemuda Belgia yang mencetak satu gol di Euro 2016 itu juga memiliki kemampuan teknik lain yang membuatnya dipuja, yakni first touch dan finishing. Kemampuan itulah yang membuat Marseille sangat bergantung padanya musim lalu. Di tengah krisis finansial dan minim bakat, mantan raksasa Prancis itu terdampar di peringkat ke-13, tapi Batshuayi mengemas 17 gol dan sembilan assist.Jika Drogba membobol gawang secara fisik, Batshuayi cenderung menggunakan keunggulan teknik. Hal ini mungkin membuatnya lebih cocok untuk mengisi satu tempat dalam formasi dua striker ketimbang menjadi striker tunggal seperti Drogba. Batshuayi sadar akan pembandingan dengan Drogba yang mungkin terjadi, tapi ia cepat-cepat menegaskan posisinya.“Kami [Batshuayi dan Drogba] adalah orang yang berbeda. Saya benar-benar menghormati karier yang dimiliki Didier di Chelsea dan saya akan melakukan yang terbaik,” ungkap Batshuayi yang sadar akan perbedaannya dengan Drogba.
Kedatangan Batshuayi sekaligus menjadi penanda era baru bagi Chelsea jelang kedatangan Antonio Conte. The Blues sering memainkan formasi penyerang tunggal dalam formasi belakangan ini, tapi Conte berbeda. Di saat yang lain memainkan target-man tunggal, Conte justru menempatkan dua penyerang di pucuk formasinya. Kebijakan yang mungkin kuno, tapi terbukti efektif di Euro 2016 seiring Italia maju hingga perempat-final.
Preferensi taktik Conte mungkin akan menjadikan Batshuayi sebagai penyerang yang berlari melewati bek lawan. Kecepatan kaki dan kemampuan membawa bola tentu menjadi pertimbangan. Sementara itu, Diego Costa akan membantu Batshuayi untuk menahan bola, mendistribusikannya, lalu mencari ruang untuk mencetak gol – peran yang pernah ia lakukan ketika berduet dengan David Villa di Atletico Madrid.Jika fans Chelsea masih tenggelam dalam kenangan King Drogba, tentu Batshuayi bukan penyerang idaman mereka. Namun jika mau mengimajinasikan masa depan baru, Batshuayi bisa menawarkan potensinya dan ruang untuk berkembang. Ia masih 22 tahun dan bersama kegeniusan Conte, bukan tidak mungkin Batshuayi jadi titik awal generasi baru Chelsea.
Sumber : Goal.com
0 Response to "Batshuayi memiliki darah Drogba"
Posting Komentar